Daftar Blog Saya

Rabu, 16 Maret 2011

mari ngupi

MAMPIR MAU NGAJAK==>>
╭ ╯╭╯╭╯
███████ ═╮
█BHOTAEY'█ ▏ ▏
███████ ═╯
◥█████◤
NGOPI
╭ ╯╭╯╭╯
███████ ═╮
█☆★☆★█ ▏ ▏
███████ ═╯
◥█████◤
NGOPI
*
*
*
──────────██
─────────█▒▒█
─────────█▒▒█
─────────█▒▒█
──────██▒█▒▒█
────██▒▒██▒▒█
──██▒▒█▒██████
─█▒▒█▒▒█▒▒▒▒▒█
█▒█▒▒█▒▒███▒▒▒█
─█▒█▒▒█▒▒█▒█▒▒█
─█▒█▒▒███▒▒▒▒█
──█▒██▒▒▒▒▒▒█
───█▒▒▒▒▒▒▒█
────█▒▒▒▒▒▒█
───██████████

Senin, 07 Februari 2011

Curug MaLeLa

Curug Malela, Niagara Kecil di Ujung Barat Bandung

Tahukah anda bahwa ada air terjun Niagara kecil di Cekungan Bandung? Sudah lama saya penasaran dengan Niagara kecil ini.  Informasinya selain dari omongan beberapa teman, juga banyak ditulis di situs blog pribadi, situs pariwisata, atau situs resmi Perhutani, maupun Pemkab Bandung Barat. Si Niagara kecil yang mengagumkan itu dikenal sebagai Curug Malela (curug = air terjun dalam Bahasa Sunda). Sayang lokasinya jauh di entah berantah Cekungan Bandung! Jadi, jangan ke Curug Malela, jika anda hanya ingin berwisata, kecuali jiwa petualangan anda memanggil-manggil!
Memang situs-situs internet memberitakan keindahan Curug Malela. Sejak tahun 2006, beberapa media memuat pernyataan-pernyataan pejabat pariwisata yang memuji-muji potensi yang luar biasa ini. Kenyataannya, akses jalan yang seharusnya mulus menuju objek yang diunggulkan ini, membuat pengendara frustasi pada kunjungan pertama.
Pertama-tama dari Bandung kita harus menuju Kota Kecamatan Gununghalu, lebih kurang 40 km ke arah barat. Jika tidak membawa kendaraan sendiri, bisa naik kendaraan umum minibus elf yang berangkat dari Stasiun Ciroyom. Boleh dikatakan setiap jam minibus ini siap berangkat. Sore hari tidak ada yang berangkat dan baru ada lagi menjelang tengah malam: memanfaatkan para calon penumpang yang biasa akan menjual hasil bumi dan palawija ke Bandung pada subuh harinya.
image001
Ci Dadap di Gununghalu yang akan mengalir ke Ci Curug
Dari Gununghalu kemudian kita mengarah ke Bunijaya. Ke jurusan ini pun masih tersedia kendaraan yang sama (beberapa minibus jurusan Bandung-Gununghalu-Bunijaya). Nah, perjalanan berikutnya dimulailah dengan menggunakan  peribahasa “malu bertanya sesat di jalan.” Ketiadaan penunjuk arah sejak Kota Kecamatan Gununghalu membuat kita terpaksa selalu bertanya kepada penduduk yang dilalui. Memang betul malu bertanya sesat di jalan, tapi kalau terlalu banyak bertanya karena ketiadaan penunjuk arah, nampaknya pengelola daerahlah yang sesat di jalan birokrasinya.
Jadi setelah banyak bertanya, jalan akan mengarahkan kita ke arah Bunijaya dan berbelok ke arah kanan di daerah yang dikenal sebagai Simpang Rongga. Dari sini tidak ada kendaraan umum yang melayani rute hingga ke Rongga bahkan ke Cicadas, desa tempat Curug Malela berada. Satu-satunya alternatif hanya ojek motor. Ongkosnya bisa mencapai Rp. 50.000,- sekali jalan. Sekalipun ngotot dan pintar menawar, paling jatuhnya Rp. 40.000,-
Jalan kemudian berkelok-kelok menyempit menanjak. Sekalipun beraspal baik, tapi lubang-lubang besar membuat kelancaran perjalanan terganggu. Di Kota Kecamatan Rongga kita kembali dihadapkan pada persimpangan jalan dan terpaksa kembali bertanya. Jalan ke kiri yang diambil akan membawa kita ke daerah Kubang, Perkebunan Teh Montaya. Jalan perkebunan asri yang diapit pohon-pohon mahoni dan damar membawa kita memasuki daerah perbukitan yang turun naik berkelok-kelok pada jalan sempit.
image003
Jalan ke Curug Malela melewati Perkebunan Teh Malela yang asri dengan apitan pohon damar
Perjalanan dari Gununghalu ke Kubang Montaya yang hanya berjarak kurang dari 20 km terpaksa harus ditempuh antara 1,5 - 2 jam perjalanan kendaraan roda empat. Masih dengan banyak bertanya. Dari Simpang Kubang ke arah Cicadas kita akan didera jalan batu yang berlubang-lubang. Perlu waktu hampir satu jam menempuh jarak pendek tidak lebih dari 3 km itu.
Sesampainya di Cicadas bukan berarti Curug Malela telah ada di depan kita. Jalan berikutnya berupa jalan perkebunan yang tidak dapat dilalui mobil biasa. Jadi  harus ditempuh dengan cara jalan kaki. Perlu waktu kira-kira satu jam untuk akhirnya mencapai Curug Malela setelah menuruni jalan setapak terjal dengan beberapa lereng hampir 70 derajat. Sangat melelahkan. Yah, bayangkan sendiri perjalanan pulang melalui rute yang sama.
image007image005
Relief terjal dari Desa Cicadas ke Curug Malela cukup melelahkan tetapi mengasyikan.
Beberapa fasilitas tidak terurus, seperti jembatan bambu yang longsor
Curug Malela berada di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur di barat laut Bandung. GPS menunjukkan posisi koordinat S07o00′38.1″ E107o12′22.0″ di atas batu tempat memandang keindahan curug itu. Berdasarkan peta topografi, sungai yang jatuh sebagai Curug Malela setinggi lebih kurang 50 m dan lebar mencapai 70 m, adalah Ci Curug. Airnya terjun di atas batu breksi dan konglomerat yang sangat keras, berumur Miosen Atas, kira-kira 10 hingga 5 juta tahun. Kesan yang timbul dari kerasnya batuan dapat dilihat dari morfologi batuannya yang memperlihatkan dinding-dinding tegak yang licin. Begitulah rupanya mengapa Niagara kecil ini dinamakan ‘malela’ yang mengambil dari Bahasa Kawi yang berarti ‘baja’.
image011
Curug Malela, Ci Curug yang terjun di atas batu baja
Toponimi Curug Malela (baja) juga bersesuaian dengan nama sungainya, Ci Curug, yang berarti ’sungai air terjun’. Hulu Ci Curug berasal dari lereng utara Gunung Kendeng dengan bekas kaldera raksasanya yang berdiameter hampir 15 km. Dari gunung api yang telah mati, yang terletak di sebelah barat Ciwidey, ini mengalir jaringan sungai Cidadap. Cidadap mengalir ke arah barat laut melalui Kecamatan Gununghalu menggerus rangkaian batuan keras yang umumnya berciri produk letusan gunung api tua.
Aliran Cidadap setelah melewati utara Bunijaya, kemudian mengalir sebagai Ci Curug dan memasuki relief sangat terjal di suatu dataran tinggi yang dulu dinamakan Plateau Rongga. Ciri biasa bagi sungai-sungai yang mengalir di atas plateau, pola alirannya terganggu oleh air terjun yang bertingkat-tingkat. Itulah yang terjadi pada aliran Ci Curug. Selain Curug Malela yang terbesar, ke arah hilir terdapat beberapa tingkat air terjun yang dinamakan Curug Katumiri dan Curug Ngebul, sebelum sungai ini bermuara ke Ci Sokan.
Keanggunan air terjun yang dalam foto kecepatan rendah memberikan kesan seperti benang-benang sutra halus, tidak dipungkiri telah menawan hati dan pandangan mata siapa yang datang mengunjunginya. Jika hari tidak keburu gelap, kita akan seharian duduk tanpa bosan-bosannya menyaksikan fenomena alam yang luar biasa ini.  Sejak sebelum 2006 - 2007, pemerintah Kabupaten Bandung yang kemudian dilanjutkan oleh Kabupaten Bandung Barat telah menyatakan akan mengelola destinasi potensial ini. Hingga 2009 akses jalan kelihatannya sudah diperbaiki (sekalipun kembali berlubang-lubang) tetapi menyisakan hampir 5 km yang sangat menyiksa dan membuat frustasi wisatawan. Persoalan yang dilontarkan sangatlah klasik, yaitu kekurangan anggaran dan menunggu investor!
image009
Curug Malela, Niagara Kecil di ujung barat Bandung, yang memang mempesona.
Dari sisi lingkungan, sebenarnya Curug Malela sangatlah rentan terhadap pencemaran. Jaringan hulu Ci Curug yang berasal dari Ci Dadap melewati kota-kota kecamatan yang cukup padat, seperti Gununghalu dan Bunijaya. Sepanjang alirannya di wilayah permukiman Kecamatan Gununghalu, lembah sungai Ci Dadap menjadi tempat pembuangan sampah, terutama dari rumah-rumah yang tumbuh di tepi sungai. Sampah-sampah itu terbawa aliran Ci Dadap untuk kemudian ikut jatuh di Curug Malela. Jangan heran jika di lereng-lereng bawah dekat air terjun itu kita akan mendapati tumpukan sampah-sampah plastik, sandal jepit, atau styrofoam.
Itulah Curug Malela yang memberi berjuta pesona, tetapi sayang sekali tidak terkelola dengan baik, selain juga munculnya ancaman pencemaran sampah.  Jadi kalau ingin berwisata, jangan ke Curug Malela, kecuali jiwa kepetualangan anda yang terus memanggil karena pesona curug ini dapat mengalahkan hambatan aksesibilitas yang memprihatinkan *

Curug cikAsO


Air Terjun di Sungai Cikaso

PDF

curug cikaso
Curug Cikaso, lokasi air terjun ini berada di kawasan wisata Ujung Genteng. Cikaso adalah nama sungai yang mengalir dari hulunya yang terletak di Sukabumi Utara hingga berakhir dengan muaranya di Pantai Selatan di daerah Kecamatan Surade, Sukabumi Selatan. Dari hulu hingga muaranya, air sungai cikaso mengaliri beberapa curaman tebing-tebing sungai membentuk curahan air terjun yang yang menakjubkan. Lokasi wisata Air Terjun Cikaso ini akan menjadi pelengkap wisata bahari anda di Ujung Genteng setelah cukup puas menikmati pesona laut pantai-pantai di Ujung Genteng, inilah lokasi yang tepat untuk berenang di air tawar.
Air terjun Cikaso atau lebih dikenal dengan nama lokal Curug Cikaso ini terletak di antara Jampang Kulon dan Surade.  Limpahan air terjun terlihat megah dan menawan, wajar panorama air terjun ini menjadi favorit bidikan para juru kamera yang bisa anda liat di berbagai macam sumber di internet. Ujung Genteng disamping dikenal dengan pesona pantainya, ternyata juga kaya dengan curug/air terjun di sepanjang sungai-sungainya, selain Curug Cikaso anda dapat juga menemui curug-curug lainnya yang juga cukup dikenal seperti Curug Luhur, Curug Cigansa dan masih banyak lagi lainnya.

Sungai yang Layak untuk Arung Jeram 

air terjun cikaso
Air yang mengalir dari Hulu di daerah pegunungan Sukabumi Utara, disepanjang alirannya menuju Sukabumi Selatan (Pantai Selatan) rupanya menghasilkan aliran yang cukup deras dengan riam dan jeram menantang bagi para pe hobby olahraga air untuk kegiatan pengarungan riam (white water rafting). Sungai Cikaso memang belum banyak dikenal oleh para penggiat arung jeram, maklum letaknya jauh di daerah Jampang Kulon di pelosok pantai selatan Jawa Barat yang jauh dari lintasan umum. Padahal sungai ini mempunyai potensi yang tak kalah menarik dari sungai-sungai lain yang sudah lebih dulu diarungi. Jeram-jeramnya berkelas II sampai VI, dengan lebar sungai yang bervariasi antara 50 m hingga 100 m ditambah dengan pemandangannya yang cukup mengasyikkan karena terdapat banyak air terjun di kanan kiri sungai.
Menurut informasi dari penduduk setempat (Jampang Kulon), memang belum banyak para pelaku Arung Jeram yang mencoba ber arung jeram di sungai ini. Informasi tentang jalur juga masih sulit di akses. Meskipun anda berbekal peta topografi, masih kesulitan mengenali jalur dan lintasan sungai lebih detail. Sehingga informasi dari penduduk lokal masih sangat berguna sebagai tahapan awal survey lokasi. Meskipun demikian saran-saran agar tetap cukup waspada dan ekstra berhati-hati lebih utama karena jalur lintasan ini belum banyak dikenal, karenanya bekal dan persiapan peralatan menjadi sangat penting, karena dapat diperkirakan bisa menginap di tengah perjalanan.
cikaso waterfall
Catatan dari perjalanan team Boogie Adventure dengan team arung jeramnya yang pernah menjajal jeram di sungai cikaso ini menjelaskan bahwa beberapa jeram memiliki grade 4, Jeram Cibeunteur salah satunya. Jeram-jeram lainnya karena terlalu besar dan memiliki drop yang sangat tajam, beberapa kali team pengarungan ini harus melakukan portaging. Saran yang sangat penting bagi anda yang masih pemula sebaiknya membawa guide lokal yang memahami jalur dan menyertakan kalanganprofesional untuk aktifitas Arung Jeram, yang jelas jalur ini masih terlalu bahaya untuk latihan.

Kemegahan Curug Cikaso

naik perahu
Tidak harus menggunakan peralatan dan ketrampilan khusus kalau hanya ingin menikmati pesona alam di jalur sungai Cikaso, karena masih banyak potensi lainnya di wilayah sungai Cikaso ini, salah satunya adalah pesona Curug Cikaso. Anda dan keluarga dapat menikmati kemegahan limpahan air sungai yang meluncur bebas dengan indahnya, sehingga membentuk sebuah danau kecil berwarna bening kehijauan yang nyaman untuk mandi dan berenang.
Perjalanan menuju Curug Cikaso ini bisa dimulai dari Kampung Ciniti, sesampainya di ujung kampung sudah siap tersedia Perahu milik masyarakat untuk mengantar kita menuju lokasi curug. Perahu kayu yang bisa memuat 5-10 orang dan bergerak menggunakan mesin diesel, beberapa perahu jukung (dayung) juga terlihat berjajar rapi disana, masyarakat setempat memanfaatkan perahu kayu tanpa mesin ini umumnya di pergunakan untuk mengangkut pasir (tambang sirt- pasir dan batu) dan dijual sebagai bahan bangunan.
berenang di cikaso
Lokasi Curug Cikaso dari kampung Ciniti sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya menyebrang lurus anda tinggal melanjutkannya dengan berjalan kaki, namun umumnya para pengunjung memanfaatkan perahu kayu tersebut untuk berkeliling di sekitar sungai dengan sedikit tambahan biaya. Berputar dan berkeliling di Sungai Cikaso memang menarik, khususnya bagi anda yang tidak pernah mengarungi sungai dengan perahu kayu. Di sekitar pinggiran-pinggiran sungai anda juga akan menyaksikan aktifitas dan kegiatan masyarakat setempat yang sedang mengambil pasir, sesekali mereka menenggelamkan dirinya sambil membawa peralatan untuk mengeruk pasir dan ditampung di perahu kecil yang tidak jauh disampingnya.
Curug Cikaso ini memang masih dikelola oleh masyarakat setempat, tiket masuknya pun masih tergolong murah meria, cukup dengan mengganti uang sebesar Rp. 1.500,- yang diperuntukkan sebagai pendapatan Desa setempat. Jika sampai di lokasi ini, pastikan anda untuk berenang di danau kecil limpahan dari air terjun, air yang terlihat berwarna hijau ini berasa sangat dingin. Jangan kuatir kalo anda ternyata tidak bisa berenang, karena beberapa anak-anak sudah menyediakan ban-ban bekas untuk bantuan bagi pengunjung yang ingin berenang sambil menikmati pesona Curug Cikaso.
Muara Cikaso

Curug LuHuR







Tanggapan: 0 
Galeri: 10 


Kurang lebih 1 - 2km ke arah Timur dari Curug Nangka terdapat satu buah air terjun yang cukup terkenal di wilayah Kab. Bogor dengan nama Curug Luhur. Lokasi Curug Luhur ini terletak persis disamping jalan raya kawasan Bogor - Gunung Salak Endah, sehingga untuk bertandang kelokasi ini, bisa menggunakan angkutan umum dan mungkin hal ini pulalah yang menyebabkan Curug Luhur cenderung ramai dikunjungi wisatawan.
Perjalanan dari areal parkir menuju lokasi curug sangatlah mudah dan telah dibuatkan dalam bentuk undakan semen yang menurun hingga ke lokasi. Praktis banyak wisatawan dalam berbagai usia mendatangi curug ini, mengingat tidak diperlukan stamina yang cukup besar untuk mencapai lokasi wisata. Berbagai bangunan nampaknya sedang dibangun guna mendukung sarana dan prasarana, suatu hal yang menunjukkan tingkat kepedulian yang cukup tinggi dalam upaya pengembangan curug ini. Namun nampaknya areal perkemahan tidak tersedia disini, mengingat area terbuka dan datar yang ada sepertinya kurang cukup luas.

Curug Luhur
Mendekati lokasi utama Curug Luhur terdapat sederet limpahan air yang mengalir secara deras pada dinding tanah dengan ketinggian kurang lebih 2 meter. Limpahan air ini mirip air terjun mini yang bisa digunakan pengunjung untuk membasuh tangan atau kaki sambil menikmati kesegaran air khas pegunungan. Air terjun mini tersebut ditampung pada sebuah parit kecil yang akhirnya akan menyatu dengan limpahan air Curug Luhur pada sungai yang ada di bagian tengah bawah area.
Curug Luhur, seperti halnya Curug Nangka memiliki dua buah air terjun utama, bedanya bila di Curug Nangka letaknya terpisah, sedangkan di Curug Luhur letaknya sejajar. Air yang melimpah di Curug Luhur ini pun cukup deras, meskipun musim kemarau belum berakhir saat penulis mengunjungi lokasi wisata ini. Konon, sebenarnya cuman ada satu air terjun di kawasan ini, namun penduduk setempat membuat cabang baru pada aliran sungai dan membelokkannya sehingga tercipta air terjun baru. Dikarenakan letak air terjun yang baru itu sedikit lebih tinggi, maka air yang mengalirpun tidaklah sederas air terjun utama, namun demikian telah mampu memberikan panorama tambahan yang menarik pada objek wisata ini.

Deretan air terjun mini
Bila ingin menimati curug namun enggan diterpa sinar matahari, disekitar curug juga terdapat tempat-tempat berteduh . Umumnya tempat-tempat semacam ini didominasi oleh pasangan muda-mudi yang sedang dilanda asmara untuk berbagai cerita dan janji 
Terkadang tak jarang pula para pengunjung menceburkan diri ke kolam yang cukup besar yang terletak dibawah curug tersebut untuk sekedar berendam membasahi tubuh atau berenang-renang kecil antar tepian kolam. Dilokasi ini banyak terdapat kolam buatan yang airnya sengaja dibuat melimpah ruah, sehingga bunyi derasnya aliran air yang mengalir dan akhirnya menyatu kesebuah sungai sangatlah dominan mewarnai objek wisata Curug Luhur.

Curug NangkA





Curug Nangka, merupakan salah satu curug andalan Kabupaten Bogor disamping Curug Luhur dan Curug Cilember. Hal ini dapat terlihat dari foto-foto peta wisata yang menampilkannya dan disandingkan dengan kedua curug tersbut pada pintu masuk kelokasi.

Menuju kelokasi Curug Nangka bukanlah hal yang sulit, jalan yang beraspal meskipun kecil namun mulus mengakibatkan kendaraan bergardan rendahpun sah-sah aja dibawa menuju lokasi ini. Sarana angkutan umum juga tersedia, namun itu berarti butuh tenaga ekstra lagi untuk berjalan dari lokasi pemberhentian angkutan umum ke lokasi wisata ini. Dari papan penunjuk lokasi wisata Curug Nangka terlhat bahwa ada curug lain yang terletak berdekatan dengan curug ini, yang dinamakan Curug Kawung. Disamping itu, terdapat pula bumi perkemahan yang sering digunakan oleh para pencinta alam menghabiskan malam-malamnya dengan mendirikan tenda-tenda beserta api unggun.

[navigasi.net] Air Terjun - Curug Nangka
Curug Nangka
Letak Curug Nangka itu sendiri tidaklah terlalu jauh dari pintu masuk, namun lokasi-nya yang cukup tersembunyi, bisa dimungkinkan terlewatkan saat dikunjungi. Pada kunjungan awal di musim hujan, penulis sendiri menyangka telah mengunjungi dan melihat Curug Nangka, padahal air terjun yang telah penulis lihat sebenarnya adalah Curug Kawung. Lokasi Curug Kawung ini terletak dibagian hulu dari Curug Nangka. Perjalanan menuju Curug Kawung cukup melelahkan karena selain  licin oleh hujan atau lembab juga jalan setapak yang dilalui memiliki kontur naik-turun. Meskipun demikian Curug Kawung terletak dilokasi yang cukup terbuka sehingga lebih aman bila sewaktu-waktu terjadi air bah.
Berbeda dengan Curug Kawung, lokasi Curug Nangka bisa dikatakan berada dalam lembah yang curam dan dibatasi tebing-tebing yang tinggi yang tentunya bila sewaktu-waktu terjadi air bah akan sangat berbahaya bagi pengunjung karena bisa dikatakan pengunjung berada di dasar sebuah bejana dengan satu jalan keluar yang diapit oleh tebing tanah yang cukup tinggi.

[navigasi.net] Air Terjun - Curug Nangka
Monyet-monyet liar yang berada didekat Curug Kawung
Walau terletak dibagian hilir dari Curug Kawung, Curug Nangka lebih ekspresif disebut sebagai air terjun. Limpahan airnya sangat deras meskipun di musim kemarau ditambah lagi dengan lokasi-nya yang cukup tersembunyi menambahkan kesan yang lebih alami.
Selain menyajikan objek wisata berupa air terjun, di Curug Nangka banyak sekali berkeliaran kera-kera liar. Kera-kera ini terkadang cukup berani menghampiri pengunjung hanya sekedar untuk meminta/mengambil sisa-sisa makanan. Hal ini tentunya memiliki nilai tersendiri sebagai atraksi tambahan. Sayangnya pada kunjungan terakhir ke objek ini, penulis tidak menemukan satu ekor kera-pun yang mau menampakkan diri, mungkinkah disebabkan karena saat itu sepi pengunjung sehingga sedikit makanan ataukah cuaca yang cukup panas menyebabkan kera-kera tersebut lebih memilih untuk bernaung/sembunyi diantara belukar pepohonan 

Curug ciLembeR

CURUG CILEMBER
Desa Jogjogan, Cisarua - Bogor
KPH Bogor: Jl. Desa Tengah Komplek Perkantoran Pemda, Cibinong - Bogor
Phone: 021- 8790726 Fax. 021-8756159

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 





 
Curug Cilember berlokasi di daerah Bogor. Tepatnya berada di Desa Jogjogan Keca-matan Cisarua, 20 Km dari Bogor. Bila me-ngendarai mobil dari Jakarta bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

Banyak yang belum mengetahui keberadaan dan keindahan dari Curug Cilember ini. Padahal Curug Cilember mempunyai daya tarik tersendiri, dengan kesejukan alamnya yang terasa segar dan alami. Begitu mendekati area wana wisata Curug Cilember, Anda sudah bisa merasakan nuansa kesejukan dan kesegaran, diiringi gemericik air laksana musik nan merdu, ditambah pula dengan panorama alam yang begitu indah.

Keramahan alam, dengan bunga Anggrek yang begitu mempesona baik yang alami maupun hasil silang turut menyambut kedatangan Anda setiba disini. Anda dapat menyaksikan kecantikan 12 spesies satwa kupu-kupu di taman bunga. Satwa ini terpelihara dan terjaga dengan baik.

Disini terdapat pula Laboratorium penangkaran kupu-kupu yang akan melengkapi pengetahuan Anda tentang satwa kupu-kupu dari berbagai jenis. Selain itu, kami menyediakan Camping Ground, untuk Anda yang ingin beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke obyek utama Curug Cilember.

Bagi Anda yang ingin bermalam disini, tersedia fasilitas penginapan yang berada diantara pohon-pohon pinus yang rindang. Salah satu obyek yang menarik disini adalah terdapatnya tujuh (7) curug berurutan dengan airnya yang jernih, segar mengalir sampai ke sungai Cilember, Cisarua. Semuanya dapat kita nikmati dengan berjalan mendaki di sela-sela pohon Pinus. Untuk sampai ke Curug yang ke tujuh waktu yang ditempuh lebih kurang 3 jam berjalan kaki.

Bagi Anda yang mempunyai hobi hiking maupun tracking, setelah melewati ke tujuh curug tadi Anda dapat melanjutkan petualangan dengan mendaki hutan pinus. Anda dapat menyaksikan keindahan hutan pinus yang sangat alami. Sungguh pengalaman indah yang tak terlupakan. Ajaklah keluarga Anda untuk menyaksikan keindahan Curug Cilember. (PV
)
 

wOnG_o'ON