Daftar Blog Saya

Senin, 31 Januari 2011

Gunung PanDerMaN

Pesona Gunung PandermanDec 2, '10 6:40 PM
untuk



Gunung Panderman terletak disebelah barat kota Malang, adapun legenda gunung Panderman, kata Suwito (salah satu warga) yang bermukim di kaki gunung Panderman (dusun Toyomerto), konon gunung ini pertama dilakukan pendakian oleh  salah satu pembesar kerajaan Belanda bernama Van Der Man.




Setelah turun dari pendakian, kepada warga setempat, penjabat itu mengaku sangat terpesona menyaksikan keelokan gunung itu, karena itu dia menitipkan kepada warga sekitar.
Maka untuk mengenang keindahan gunung yang gandeng dengan gunung Kawi tersebut, Van Der Man mengabadikan namanya, oleh warga sekitar kemudian disebut “ Panderman”.

Berdasarkan cerita, gunung Panderman adalah bagian dari kaki gunung Putri Tidur, yakni gunung yang merupakan gabungan antara gunung Kawi dengan gunung Panderman. Gunung Panderman terletak disebelah di timur gunung Kawi, gunung Kawi dengan gunung Panderman mirip dengan sosok seorang putri yang sedang tidur terlentang.
Kepala Putri Tidur berada disini selatan gunung Kawi di wilayah Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, sedangkan ditengahnya ada dada yang menonjol seperti payudara, sementara kakinya adalah gunung Panderman itu.
Dan sebutan itu tidak berlebihan , karena orang-orang Belanda dulu juga menyebut gunung itu The Sleeping Lady.
Jika cuaca cerah, warga kota Malang bisa melihat kearah gunung itu dan mengamati bentuknya, dan sepakat kalau menyebutnya sebagai gunung Putri Tidur.

Melangkah menuju puncak Panderman

Lokasi ini menjadi favorit bagi  para pendaki yang kebanyakan berasal dari turis mancanegara dan turis domestik, kebanyakan turis domestik adalah pelajar dan mahasiswa, dan jadi jujukan para pelajar dan mahasiswa untuk melakukan pendakian  khususnya pada bulan purnama. Sampai - sampai ada guyonan, jikabelum ke gunung Panderman belum bisa dikatakan  pelajar dan mahasiswa Malang.

Untuk dapat menikmati gunung Panderman hingga ke puncak, pendaki bisa melalui beberapa jalur, jika dari kota Malang atau Kediri, bisa naik bis Puspa Indah  dan turun diterminal Batu, bisa juga turun langsung diperampatan desa Pesanggrahan, kota Batu. 
Dari desa Pesanggrahan, pendaki harus berjalan kaki sejauh 2 (dua) kilometer dijalan beraspal hingga dusun Toyomerto, jalan ini memiliki kemiringan sekitar 500 (derajat), dan ini sudah menjadi tantangan pertama yang harus dilewati para pendaki, Jika sukses melewati tanjakkan ini, pendaki bisa istirahat di pos pertama di dusun Tirtomoya.
Sedangkan bagi pendaki yang membawa sepeda motor, bisa langsung  hingga sampai di dusun Toyomerto dikaki gunung Panderman, namun sepeda motor hanya bisa sampai di dusun Toyomerto, selanjutnya, perjalanan ditempuh dengan jalan kaki, sedangkan motornya dititipkan di rumah penduduk.

Dalam pendakian dari dusun Toyomerto kita mendapatkan sebuah gubuk (pos pertama) yang dibangun oleh masyarakat dan petugas Perhutani Oro-oro Ombo. Selanjutnya satu kilometer diatas pos pertama juga terdapat gubuk tua yang bisa digunakan untuk istirahat, dimana pendaki bisa mengisi botol air minumnya dengan air pegunungan yang mengalir disela-sela pohon pinus dan semak belukar, selanjutnya perjalanan dilanjutkan, pendaki akan menemukan lokasi diatas bukit tapi datar atau yang biasa disebut Latar Ombo .
Di Latar Ombo inilah pendaki bisa menikmati keindahan alam sekitar, pendaki juga bisa mendirikan tenda serta memasak makanan yang dibawa untuk mengisi perut setelah menempuh perjalanan  sekitar 2 - 3 jam.

Perjalanan dilanjutkan  dari Latar Ombo menuju puncak Panderman bisa ditempuh dengan waktu sekitar satu jam, dan juga di Latar Ombo ini didapati  jalan persimpangan dimana,
  •  Arah selatan menuju Cemoro Kandang, yaitu lereng Gunung Kawi
  •  Arah barat menuju lokasi ke arah air terjun  Coban Rondo yang berada di Kecamatan Pujon.
  •  Arah timur, menuju  puncak gunung Panderman  yang memiliki tinggi 2000 meter  diatas permukaan laut.
Dari persimpangan kita ke arah timur,  jalan yang dilalui dalam  pendakian  terjal, tetapi jarak tempuhnya tidak lama, pendaki harus berhati-hati dalam melangkahkan kakinya agar tidak terpeleset ke dalam jurang. Tetapi segala jerih payah akan terbayar jika sudah sampai di puncak, dimana pemandangan kota Batu dan Malang dari puncak seperti kunang – kunang yang bertebaran.  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar