Daftar Blog Saya

Senin, 31 Januari 2011

Gunung PapandaYaN

Papandayan

Sabtu, 22 Mei 2010



Taman Nasional Gunung Papandayan (TNGP) adalah sebuah komplek stratovolcano yang terletak di Kabupaten Garut,Jawa Barat, Indonesia. Di puncak, ada empat kawah besar, dan berisi bidang fumarol aktif. Letusan gunung berapi 1772 telah dipotong ke dalam bentuk yang luas dengan dua puncak dan Km 1,1 datar luas Alun-Alun kawah di tengah.

Memasuki kawasan  wisata Gunung Papandayan sendiri,anda harus membayar retribusi beberapa ribu Rupiah per-orang dan tentunya melaporkan diri anda serta rombongan pada petugas disana bila memang berniat untuk melakukan pendakian atau bermalam.

Trekking Menuju Puncak Papandayan :
Selepas membayar retribusi tanda masuk dan melaporkan diri,anda bisa langsung berjalan ke arah trekking berbatu yg menuju ke Kawah Emas.Dahulunya trekking tersebut bisa dilalui kendaraan roda empat hingga menuju Pondok Salada,namun karena letusan pada Tahun 2002 yg lalu,trekking tersebut terputus.
Selama kurang-lebih 20 menit berjalan,maka kita akan mulai memasuki kawasan Kawah Emas.Pada bagian tengah Kawah Emas itu sendiri terdapat sebuah kubah dan disekitar tempat itu banyak bermunculan asap atau uap belerang berwarna kuning.

Kita akan menemui dataran selepas melintasi Kawah Emas.Sebaiknya anda pergunakan kawasan itu untuk menghimpun tenaga,karena selepas itu kita akan menempuh trekking yg cukup lumayan menguras tenaga.Saran saya sih,sebaiknya istirahatnya cukup 5 menit saja.Bila isitirahat terlalu lama anda akan lebih mudah merasa lelah dan yg pastinya,anda juga akan merasa ngantuk,karena semakin tinggi anda berada maka semakin tipis pula kadar Co2 atau kadar oksigen disana (salah satu penyakit dataran tinggi).

Kurang-lebih 20-30 menit perjalanan,dihadapan sana pastinya kita akan berhadapan dengan sebuah medan yg cukup curam.Ini adalah sambungan dari trekking atau jalur terputus yg dulunya bisa dilalui mobil.Saran saya sih baiknya anda ambil jalan ke arah jam 9,karena jalur itu tak terlalu curam.Tapi,kalau mau "potong kompas",ya silahkan aja berjibaku dengan curamnya medan.

Pastinya menguras tenaga sekali ya medan tadi.Sekarang kita lanjutkan lagi perjalanan menuju ke Pondok Salada.Selepas jalur curam tadi,kita lanjutkan perjalanan ke kanan,jangan ke arah kiri karena jalur itu terputus akibat longsoran.Pondok Salada sendiri berada di ujung jalur trekking berbatu yg di himpit oleh 2 tebing dan disitu terdapat sebuah Pondok atau Warung,namun pada musim-musim yg banyak dikunjungi pendaki saja biasanya warung itu buka.

Tepat dihadapan pondok itu ada sebuah jalan setapak (agak tertutup pepohonan),jalur itulah yg harus kita lewati untuk menuju ke Area yg biasanya digunakan para pendaki untuk mendirikan Kemah.Sementara kalau kita menempuh arah ke kanan,itu merupakan jalur pendakian dari arah : Cileuleuy-Pengalengan, Bandung.Untuk menuju area berkemah itu sendiri dibutuhkan kurang-lebih 20 menit perjalanan.Hati-hati untuk melangkah disana,usahakan jangan keluar trekking,karena tepat berada di sebelah kiri jalur tersebut adalah jurang.

Pandangan kini akan menjadi terbuka kembali,setelah tadi kita menerobos rimbunnya pepohonan kecil dari arah Pondok Salada.Dihadapan sana akan terlihat banyak sekali selang-selang air milik penduduk yg memanfaatkan sumber air dari Gunung Papandayan ini untuk kebutuhan sehari-hari.Diujung dari tertanamnya selang-selang air itu sendiri akan terlihat sebuah gundukan batu-batu terjal dan curam yg menyerupai bekas air terjun.Jalur inilah nantinya yg akan membawa kita menuju ke Alun-alun "Tegal Alur".

Tak ada alternatif atau trekking lain,memang inilah jalan satu-satunya yg harus ditempuh untuk menuju ke Alun-alun Tegal Alur dan tentunya Puncak Papandayan.Sebenarnya,jalur disini tak sesulit jalur selepas Kawah Emas yg menuju Pondok Salada tadi.Hanya dibutuhkan sedikit ekstra ke hati-hatian,karena kalau sampai meleset dari pijakan dan terjatuh disana,buuumm...bebatuan yg terjal akan menanti tubuh anda.

Hamparan pasir Vulkanis akan anda temui selepas "rock-climbing" tadi.Tak ada bebatuan disini,sejauh mata memandang yg ada hanyalah pasir dan pohon Cantigi.Dahulu kala di jaman pemerintahan Kolonial Belanda,katanya disini juga sering dijadikan tempat pendaratan pesawat jenis Cessna.Edelweiss juga banyak tumbuh,hanya sayang..karena letusan yg terjadi Bunga Abadi itu kini jarang lagi dapat ditemui di tempat ini.


Teruslah berjalan ke arah jam 10 atau jam 11 sampai akhirnya kita tak menemukan lagi sekumpulan pohon Cantigi.Hamparan pohon-pohon besar akan kita temui didepan sana dan untuk menuju trekking ke Puncak Papandayan,kita harus menyeberangi sebuah sungai kecil (kalau beruntung dan belum hilang,akan ada jalan setapak disana yg kita temui).

Di area hutan ini akan ada beberapa making menggunakan tali beraneka warna yg biasanya akan kita temui,namun jangan berpatokan pada making itu saja.Entah disengaja atau tidak,pada pendakian pertama ke Papandayan dulu ,Team saya tersesat karena mengikuti making tersebut.Alih-alih menuju Puncak Papandayan,malah tersesat menuju puncak yg lain.Saran saya sih lebih baik gunakan Kompas dan "tembak arah" menuju puncak selagi kita menyusuri sungai tadi atau seperti cara "jadul" saya yg lain,gunakan arah jarum jam.

Trekking ke arah Puncak Papandayan sendiri akan menyusuri tepian jurang,dimana dibawah sana kita akan dapat melihat longsoran dari sebagian gunung ini sendiri akibat aktifitasnya yg lalu.Seperti puncak tertinggi Gunung Salak,puncak di gunung ini sendiri bukanlah sebidang tanah lapang yg bisa dijadikan area berkemah (lebih baik sih jangan cari penyakit berkemah dipuncak gunung aktif seperti ini).

Untuk jalur pulang atau turunnya,anda cukup mengikuti trekking yg ada.Memang teramat curam,tapi untuk menghemat waktu perjanan sih sebaiknya menempuh jalur ini.Bila menempuh trekking ini,kita akan tiba di dekat Toilet Umum area Parkiran atau Pos Pendataan TNGP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar